Kehidupan Yang DiRentas Mata Sejarah

Puisi ini pernah dipemerkan di SINI

Kehidupan Yang DiRentas Mata Sejarah

Dia pernah menjamah lara
Dia pernah memakan duka
Dari sebuah kehidupan indah
Bertahun diterjah derita 
Itu yang tertulis.....

Mata dia menyaksi pekik yang menyusukan
Telinga dia mendengar tangisan yang melahirkan
Ditayang sandiwara bisu si ketua
Beristighfar...salah, ianya bukan sandiwara
Itu yang tertulis....

Saban hari dihadiah herdik
Selang siang dijamu caci
Malamnya dijerit maki
Sekelian ditidur sumpah seranah
Kelambunya air mata dan doa
Itu yang tertulis.....

Hati mula keras
Menjemput dendam membesar bersama
Biar kesumat itu terbalas
Bukan iblis berbisik
Hati yakin penuh masih berTuhan
Masih beriman
Sejarah yang direntas
Itu yang tertulis.....

Dari mata sejarah itu
Dia merentasi hari depan
Di ajar lafaz dan hafaz al-Quran
Dididik rukuk dan sujud
Dalam ombak itu
Dia berenang dan menyelam
Terkadang lemas cuma tidak ke dasar
Kerana sering timbul untuk berjuang
Itu yang tertulis....

Mata sejarah juga yang memujuk
Walau hati masih keras
Prinsip menuju dewasa
Akal semakin matang
Menzahir dalam citra bahasa metafora
anarkis, simbolik dan emosi utopia
Itu juga yang tertulis.....

Setelah berbelasan....
Dia faham akan kehidupan
Tidak segalanya
Kerana hati dan akal tiap masa bekerja
Untuk tahu itu dan ini
Itu yang tertulis....

Inilah dia....
Mata sejarah itu bukan retorik
Itu yang mendidik
Itu yang mencorak
Itulah yang mewarna
Menjadi dia seperti dia
Itulah yang tertulis.....

Wanhidayat, Miri

10 Disember 2007